Kamis, 10 Juli 2014

Bekerja Adalah Kewajiban



Penciptaan lapangan kerja sebagai suatu program adalah dengan harapan agar setiap orang bisa bekerja. Bekerja adalah sunatullah, yang wajib kita tunaikan, yang merupakan perintah Allah SWT, Tuhan Pencipta manusia dan alam seisinya. Kehadiran manusia di dunia tidak hanya bertujuan untuk menyembah Allah atau beribadah kepada-Nya, tetapi juga harus bekerja untuk memakmurkan dunia. Bekerja untuk memakmurkan dunia dan seisinya adalah perintah Sang Pencipta alam dan manusia, Allah SWT.

Allah SWT sendiri sebagai Pencipta Dunia dan seisinya, adalah Tuhan yang telah meneguhkan pentingnya bekerja keras, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya, Al-Qur’anul Karim:

”Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahahidup yang senantiasa terus-menerus dalam kesibukan mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya yang ada di langit dan yang ada di bumi” (QS. Al-Baqarah [2]: 255).

”Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan” (QS. Qaaf [50]: 38).

Allah SWT, Tuhan manusia, senantiasa bekerja mengurusi kepentingan seluruh makhluk-Nya dan tidak pernah berhenti istirahat karena mengantuk atau tidur. Karena itu, kepada manusia yang telah ditempatkan di bumi sebagai makhluk, hamba dan khalifah-Nya, diwajibkan untuk berbuat yang sama dengan Tuhannya, yaitu bekerja. “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber penghidupan)” (QS. Al-A’Raaf [7]: 10).

“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya .....”         (QS. Huud [11]: 61).

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)     memperbaikinya” (QS. Al-A’Raaf [7]: 56).

“Janganlah kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakaan” (QS. Al-Ankabut [29]: 36).

“Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Maidah [5]: 64).

Namun, Tuhan tidak memaksa manusia untuk bekerja secara terus-menerus selama 24 jam, tetapi kepada manusia diberi kesempatan untuk istirahat sebagaimana dinyatakan dalam ayat-ayat berikut ini:

”Dan Dia yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan” (QS. Al-An’aam [6]: 60).

”Dan Dia-lah yang menjadikan malam untukmu sebagai pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha” (QS. Al-Furqan [25]: 47).

”Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya pada siang hari dan agar kamu bersyukur kepada-Nya” (QS. Al-Qashash [28]: 73).

”Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat” (QS. An-Naba [78]: 9).

Dengan demikian, jabatan atau tugas apapun yang dilaksanakan dalam bekerja bukanlah berasal dari manusia apakah itu Presiden, Wakil Presiden, Menteri, pejabat tinggi negara yang lain, atasan atau bosnya, tetapi adalah karena pengaturan Allah SWT. Sejumlah surat dan ayat dalam kitab suci Al-Qur’an telah menjelaskan mengenai perintah Tuhan bagi manusia untuk bekerja sebagaimana dinyatakan dalam ayat-ayat berikut ini:

”Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu” (QS. Al-Baqarah [2]: 68).

”Dan kerjakanlah amal yang baik untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah” (QS. Al-Baqarah [2]: 223).

”Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah” (QS. Saba [34]: 13).

(Selanjutnya lihat buku: ”Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pilar Penyangga Kemandirian Perekonomian Bangsa”, karya Achmad Subianto, 2010, Rp75.000,-)


Hubungi Kami melalui Kontak Email:
penerbitbukugibon@gmail.com atau gibongroup_books@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar